FGD Teknik Penerbangan Unsurya: Membahas Kompetensi Lulusan Teknik Penerbangan di Era Industri 4.0 dan Implementasi MBKM Mandiri

Berita Terbaru

Jakarta, 3 Juli 2024 – Program Studi Teknik Penerbangan, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya)  sukses menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Kompetensi Lulusan Teknik Penerbangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implementasi MBKM Mandiri” di Hotel Park, Cawang. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid dengan daring melalui kanal youtube FTDI Unsurya (https://bit.ly/FGD_TPUnsurya2024). Peserta yang hadir dalam diskusi ini berasal dari berbagai institusi dan industri terkait. Dari program studi sejenis, hadir perwakilan dari Fakultas Teknik Mesin Dirgantara Institut Teknologi Bandung (FTMD ITB), Universitas Nurtanio (UNNUR), Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto (ITDA), International University Liaison Indonesia (IULI), danSekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD). Dari sektor Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), hadir perwakilan dari Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA), Garuda Maintenance Facility (GMF), PT. Avia Technic Dirgantara (FL Technic), PT. Aero Nusantara Indonesia (PT. ANI), Pelita Air, PT. Weststar, LSP Aviasi, dan PT. Sumber Graha Sejahtera. Selain itu, instansi terkait seperti Yayasan Adi Upaya (YASAU), Direktorat Kelaikudaraan Dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga turut berpartisipasi dalam diskusi ini.

Kegiatan ini diawali dengan laporan oleh Kaprodi Teknik Penerbangan, Mufti Arifin, S.T., M.T., yang menyampaikan latar belakang pentingnya acara ini untuk pengembangan kurikulum dan kompetensi lulusan. Acara dibuka secara resmi dengan sambutan oleh Ketua Umum YASAU, Marsda TNI (Purn) Ir. Tri Bowo Budi Santoso, M.M., M.Tr(Han), yang menekankan pentingnya sinergi antara pendidikan tinggi dan industri penerbangan. Rektor Unsurya, Dr. Sungkono, S.E., M.Si., dalam keynote speech-nya, menyampaikan visi dan misi Unsurya dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0.

FGD ini menghadirkan dua narasumber utama. Rianto Adhy Sasongko, S.T, M.Sc., Ph.D. dari FTMD ITB, memaparkan tentang “Profil dan kompetensi Lulusan Teknik Penerbangan di Era Revolusi Industri 4.0”, sementara Prof. Dr. Ir. Dwita Suastiyanti, M.Si., IPM, ASEAN Eng., membahas topik “Implementasi MBKM Mandiri”. Kedua narasumber memberikan wawasan mendalam mengenai adaptasi kurikulum dan strategi pembelajaran yang relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri.

Tujuan utama dari Focus Group Discussion (FGD) ini mencakup beberapa hal penting yang akan menentukan arah dan kualitas pendidikan di bidang Teknik Penerbangan. Pertama-tama, FGD ini bertujuan untuk menentukan profil lulusan dan kompetensi utama lulusan (CPL) Teknik Penerbangan. Ini merupakan langkah awal yang krusial dalam menciptakan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan teknis yang mumpuni, tetapi juga memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Selain itu, FGD ini juga bertujuan untuk melakukan kerjasama dalam pengembangan kurikulum dan model pembelajaran berbasis proyek dan studi kasus. Pendekatan ini dianggap penting untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih praktis dan relevan bagi mahasiswa, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja. Dalam rangka mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), FGD ini juga merencanakan implementasi MBKM Mandiri di industri penerbangan serta pertukaran mahasiswa dengan program studi sejenis.

Tema diskusi yang diangkat meliputi dua topik utama. Pertama adalah profil dan kompetensi lulusan Teknik Penerbangan/Dirgantara, di mana peserta mendiskusikan keterampilan dan pengetahuan apa saja yang harus dimiliki oleh lulusan. FGD sesi pertama ini menyimpulkan beberapa poin penting. Pertama, kurikulum harus berdasarkan Visi Misi Perguruan Tinggi, memastikan bahwa pendidikan yang diberikan sejalan dengan tujuan dan aspirasi institusi. Kedua, kompetensi yang diajarkan kepada mahasiswa tidak hanya mencakup hardskill tetapi juga softskill, dengan selalu memperbarui sesuai kondisi terkini. Ketiga, penentuan profil lulusan, Program Educational Objectives (PEO), dan Program Learning Outcomes (PLO) harus berdasarkan kebutuhan pengguna lulusan melalui survei kemampuan yang dibutuhkan, regulasi, dan kebutuhan akreditasi. Selain itu, metode pembelajaran yang tepat diperlukan agar CPL tercapai dengan baik. Implementasi pengembangan teknologi era revolusi 4.0 ke dalam kurikulum pendidikan tinggi sangat penting, termasuk penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam metode pembelajaran. Kemampuan berbahasa Inggris juga menjadi kompetensi dasar bagi lulusan Teknik Penerbangan mengingat komunikasi, manual, dan dokumentasi di dunia penerbangan menggunakan Bahasa inggris. Terakhir, CPL yang disusun berdasarkan Permendikbud no 53 tahun 2023 harus terintegrasi antara sikap, keterampilan umum dan khusus, serta pengetahuan dalam bentuk yang lebih singkat. CPL kemudian diturunkan dalam bentuk Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) yang termuat pada Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan harus disusun oleh kelompok dosen mata kuliah.

Sesi kedua adalah bentuk kegiatan pembelajaran dan rencana implementasi MBKM Mandiri, yang membahas metode pembelajaran apa yang paling efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Rangkuman dari sesi kedua Focus Group Discussion (FGD) menyampaikan latar belakang beberapa aspek krusial terkait dengan pengembangan pendidikan di Teknik Penerbangan. Diskusi mengemukakan pentingnya mengadaptasi Kurikulum Perguruan Tinggi (KPT) sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI), dan pendekatan Outcome Based Education (OBE) untuk mendukung implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang bertujuan meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan industri. FGD juga menekankan perlunya sistem pendukung institusional seperti tim pengelola, sistem informasi, dokumen kemitraan, dan kebijakan internal untuk memastikan implementasi MBKM efektif, memberikan manfaat optimal bagi mahasiswa, institusi, dan mitra industri.

Selain itu, dibahas pula dampak positif MBKM bagi pembelajaran dan hubungan dengan industri, strategi win-win antara perguruan tinggi dan mitra industri, penjaminan mutu dengan monitoring dan komunikasi yang efektif, serta pentingnya penguasaan KSA (Knowledge Skill Attitude) seperti problem solving dengan Root Cause Analysis (RCA) dan pengelolaan Big Data bagi lulusan Teknik Penerbangan. Diskusi ini menghasilkan rekomendasi strategis untuk memperkuat MBKM sehingga menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap berkarir di pasar kerja global. Dengan berbagai masukan dan diskusi yang telah dilakukan, diharapkan hasil dari FGD ini dapat memberikan panduan yang jelas dan terstruktur dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran di program studi Teknik Penerbangan, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan di industri penerbangan. (TP-Ris).

 

Related Images:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.