Investigasi Serpihan Pesawat Karena Benturan

Berita Terbaru IPTEK

Kali ini kita akan membahas sekelumit mengenai reruntuhan/serpihan akibat dari impact (benturan) baik benturan terhadap daratan maupun lautan. Bahasan ini tidak bermaksud menganalisa suatu kecelakaan pesawat tertentu tapi membahas teori secara umum karena setiap kecelakan pesawat yang terjadi saat terbang berbeda sebab dan akibatnya. Apabila di temukan lokasi kecelakaanpun hanya akan dijumpai sisa reruntuhan yang mungkin bagi awam akan tidak berguna. Tetapi bagi accident investigator ada beberapa bagian penting yang bisa membantu penyelidikan, dengan cara memprediksi dan merekonstruksi situasi saat kena impact.

Hal ini dikarenakan serpihan dan dinamika benturan dipengaruhi oleh kecepatan dan sudut benturan. Kecepatan pesawat pada umumnya menentukan parah atau hancurnya struktur pesawat. Sedangkan sudut benturan akan mempengaruhi kemana saja serpihan-serpihan itu akan terlempar.
Water Impact (Benturan Terhadap Air)
Apa yang terjadi pada saat pesawat membentur laut? Yang paling mempengaruhi adalah kecepatan pesawat atau kecepatan saat jatuh ke laut. Walaupun berupa benda cair, lautan adalah objek padat apabila pesawat berbenturan pada kecepatan yang tinggi. Akibatnya serpihan bisa hampir sama dengan ketika pesawat membentur tanah. Pada saat berbenturan dengan air, akan dipengaruhi juga oleh sudut benturan yang tergantung juga dari besar kecilnya ombak lautan. Jika lautan tenang tak berombak dan sudut benturan besar maka akan lebih parah serpihannya di bandingkan sudut benturan yang kecil. Sedangkan pada sudut benturan yang sama pada ombak yg kecil, ombak yang besar justru akan mengurangi besarnya benturan yang berakibat pada sedikitnya serpihan karena pesawat justru tendensi masuk ke dalam laut bersamaan dengan gejolak gelombang.

Ketika pesawat diperkirakan jatuh ke laut, beberapa bagian pesawat ada yang tenggelam seperti batu, melayang layang lalu tenggelam seperti piring dan ada juga beberapa yang mengapung. Apakah semua serpihan yang berserakan di laut harus di ambil semua dan sangat berarti bagi penyelidikan? Pada dasarnya tidak semua serpihan berarti bagi penyelidikan dan diambil seperlunya saja jika memungkinkan. Kecuali kecelakaan yang diakibatkan dari kejadian sebelumnya pada saat inflight seperti ada struktur pesawat yang patah atau akibat lain, maka beberapa serpihan akan di gunakan untuk menganalisa sebab sebab kecelakaan untuk dicocokkan dengan analisa black box.

Investigator biasanya akan menentukan bagian pesawat yang memang sangat di perlukan untuk menunjang penyelidikan. Setelah di temukan, serpihan yang dibutuhkan dalam penyelidikan seharusnya di perlakukan dengan baik. Bila terkontaminasi dengan air laut maka harus di bersihkan dengan air bersih dan disemprot dengan ‘light moisture-inhibiting oil’ (light lubricant spray) untuk mencegah korosi. Jika serpihan di ambil dari perairan selain air laut (air tawar), cara membersihkannya cukup disemprot dengan angin (compressor), dan penggunaan ‘oil spray’ sebaiknya dihindari. Apabila jarak antara tempat reruntuhan dan laboratorium cukup jauh, perendaman dengan air selama perjalanan akan lebih baik.

Beberapa potongan besar dari bagian pesawat yang ditemukan pada jarak yang cukup jauh dari reruntuhan utama, biasanya bisa juga diprediksi bahwa pesawat sudah mengalami masalah dengan struktur (retak, patah, lepas) sebelum jatuh ke laut karena sesuatu hal (turbulence, wind shear, ledakan dll), dan bukan karena impact dengan lautan. Arus bawah air juga harus dipertimbangkan kemungkinan potongan bagian pesawat terseret arus. Sebagai salah satu contoh ringan, perubahan bentuk kaleng soft drink bagian bawah pun (Cekung ke Cembung) kadang bisa dijadikan bukti apakah pesawat itu patah/ pecah di udara sebelum jatuh kelaut. Hal tersebut terjadi karena terlemparnya kaleng soft drink dari kabin pesawat dan membentur air laut dari ketinggian yang cukup tinggi.

Terrain Impact (Benturan Terhadap Daratan)
Kecelakan pesawat yang membentur daratan setidaknya ada 4 macam bentuk yang dipengaruhi oleh kecepatan dan sudut benturan:

  1. High Velocity, High Angle (Kecepatan tinggi, sudut besar). Tergantung dari besarnya sudut impact. Kecelakaan dengan sudut yang besar hampir mendekati vertical sangat jarang terjadi. Pada sudut tertentu sudah bisa ditebak bahwa pesawat akan tendensi membuat kawah galian di tanah tergantung dari kontur tanahnya.
  2. High Velocity, Low Angle (Kecepatan tinggi, sudut kecil). Biasanya pesawat tidak utuh lagi, patah menjadi beberapa bagian. Reruntuhan akan berserakan berjauhan di mana-mana. Bagian yang paling berat akan semakin jauh ditemukan dari pusat benturan. Jika engine lepas saat benturan maka bisa diperkirakan akan berada cukup jauh.
  3. Low Velocity, High Angle (Kecepatan rendah, sudut besar). Accident kebanyakan terjadi pada jenis ini, pesawat cenderung utuh dan hampir tidak ada serpihan. Termasuk dalam hal ini adalah kecelakaan yang diakibatkan oleh stall dan spin, di mana pesawat cenderung tidak terkontrol dan tidak tentu bagian mana yang terlebih dahulu menyentuh tanah, bisa nose, wing atau tail duluan. Kalau memang spin adalah sebabnya, justru bisa ditelusuri arah dan jenis spin nya.
  4. Low Velocity, Low Angle (Kecepatan rendah, sudut rendah). Bisa dicontohkan pesawat menyentuh landasan pada saat landing dan bouncing (memantul) beberapa kali yang mengakibatkan kerusakan pada struktur pesawat. Pesawat biasanya masih berbentuk dan utuh, tetapi sering dijumpai structure damage seperti twisted (melintir), bent (bengkok), cracked (retak) ataupun wrinkle (keriput). Bekas impact di landasan dan jarak antara impact satu dengan yang lainnya bisa digunakan untuk menghitung kecepatan, vertical dan horizontal G-forces yang dirasakan pada saat benturan yang berurutan.

Sumber: http://www.ilmuterbang.com

Related Images: