LPKIK Unsurya mengikuti RekaTalks “Creating Impactful Innovation Through Technology for Sustainable Development”

Berita Terbaru

Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya) – WR3. Jakarta (15/08/23). Lembaga Pengembangan Kajian, Inovasi, dan Kewirausahaan (LPKIK) Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (Unsurya) mengikuti RekaTalks “Creating Impactful Innovation Through Technology for Sustainable Development”. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada hari Senin tanggal 14 Agustus 2023 di The Tribrata Darmawangsa Jakarta Selatan. Kegiatan ini menghadirkan beberapa pembicara, yaitu 1) Nadiem Anwar Makarim (Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia); 2) Sandiaga Salahuddin Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia); 3) Prof. Ir. Nizam, Ph.D (Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset & Teknologi); 4) Prof. Dr. Arif Satria (Rektor IPB University); 5) Widya Priyahita (Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta); 6) Henky Prihatna (Director of Northstar Group); dan 7) Retno Kusumawati (Managing Director of Accenture).

RekaTalks dibuka dengan sambutan oleh Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam, Ph.D, yang menyampaikan bahwa “RekaTalks merupakan bagian dari Ekosistem Kedaireka, yang bertujuan memberikan ruang bagi dunia akademis untuk berinteraksi dengan praktisi industri, berkolaborasi, dan menghasilkan solusi inovatif untuk menjawab tantangan industri dan masyarakat.” Ia menambahkan bahwa “melalui acara ini, kami berharap dapat mendorong kolaborasi inovatif yang lebih besar antara dunia akademis dan industri, yang pada akhirnya akan mempercepat komersialisasi teknologi di industri dan memberikan kontribusi terhadap kemajuan bangsa.”

RekaTalks kali ini dibagi menjadi tiga sesi diskusi yang sangat menarik: Sesi pertama membahas tentang “Breaking the Barrier: Making Real Impact, Enhancing Future Collaboration” (Sandiaga Salahuddin Uno dan Widya Priyahita); sesi kedua mengangkat topik “Expert Insight: Key Recipe to Face Future Technology” (Prof. Dr. Arif Satria, Henky Prihatna, dan Retno Kusumawati; serta sesi ketiga mengangkat topik “Synergy for Progress: Fostering Innovation through Industry-University Partnerships” (Nadiem Anwar Makarim).

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan, “membentuk sinergi dalam memanfaatkan perkembangan teknologi untuk pembangunan berkelanjutan adalah dua fase yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan program-program strategis nasional yang berkelanjutan. “Keselarasan antara institusi akademis dan industri harus terus dioptimalkan. Ini juga harus melibatkan proses evaluasi yang terus menerus dan keterbukaan akan berbagai ide dan wawasan dari multi-stakeholders dari berbagai bidang. Inilah dasar diciptakannya platform Kedaireka beserta ekosistemnya, dimana acara seperti RekaTalks kali ini memiliki peran yang sangat penting dalam proses tersebut.”

Program RekaTalks kali ini dirancang khusus untuk memberikan perspektif yang lebih luas kepada para akademisi dan pelaku industri tentang bagaimana menjaga sinergi dan kolaborasi untuk mencapai dampak sosial yang berkelanjutan dengan optimal. Untuk mencapai dampak yang optimal tersebut, Kemendikbud Ristek melalui Kedaireka, telah menghadirkan berbagai konsep kolaborasi agar sinergi dapat terjadi salah satunya adalah Innovation Fund. Bagi industri dan lembaga akademis yang mencari fleksibilitas, Innovation Fund menawarkan opsi kolaborasi di mana pendanaan dan mekanisme administratif ditentukan melalui kesepakatan antara kedua belah pihak. Namun, jika pendanaan katalis dari pemerintah masih diperlukan, program Matching Fund akan tetap tersedia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno mengungkapkan, “inovasi yang dibutuhkan bangsa Indonesia merupakan inovasi yang bersifat cepat, salah satunya dalam perumusan kebijakan (regulasi), penghematan energi, dan pembangunan berkelanjutan.” Ia menambahkan, “entrepreneurship bukan suatu profesi, melainkan mindset, sehingga harus tahan banting, tidak pernah cepat puas, jujur, ulet, amanah, tidak pernah menyerah, selalu berpikiran positif, optimis, konstruktif, tidak pernah senang melihat kegagalan orang lain, tidak pernah iri dengan kesuksesan orang lain.” Selain itu, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, Widya Priyahita berpesan “strategi yang dapat diterapkan bagi akademisi untuk mendapatkan pendanaan dari Matching Fund (MF) adalah harus mengenal terlebih dahulu DUDI yang akan dijadikan mitra untuk mencari permasalahan yang dialami, bukan langsung mengajukan proposal.”

Pada RekaTalks ini, Unsurya diwakili oleh Kepala Unit Inovasi dan Kewirausahaan, Tateng Sukendar, S.T., M.M. dan Staf LPKIK, Budi Aji Warsiyanto, S.T., M.T. Sebagai tindak lanjut, Unsurya akan melanjutkan keikutsertaan Kedaireka Matching Fund di tahun 2024 dan turut serta dalam berbagai kegiatan ekosistem di dalam Kedaireka, meliputi 1) Kedaireka Academy, 2) Matchmaking Innovation Forum, 3) RekaPods, 4) RekaTalks, 5) RekaPreneur, 6) RekaPitch, dan 7) CEOMentorship (WR3-Bud).

Related Images:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.